Minggu Kedua Februari: Move On dan Flasback. Balikan, gak?

Hai!

Selamat datang lagi di entri mingguan gue. Jujur aja, gue ngerasa sedikit kewalahan karena post kali ini karena gue sebenernya lupa apakah gue udah ngepost atau belum (ended up to the fact that I haven't post.) Di post kali ini, yang sebenernya sudah terlambat, gue akan membahas beberapa hal (biasanya sih tiga hal) tentang topik-topik yang lagi hot di kehidupan gue beberapa hari ini!

Oh, iya! Pertama, gue punya pertanyaan buat orang-orang yang mungkin bisa ngejawab ini. Readers yang mengerti/bisa jawab bisa langsung comment aja ya! Pertanyaannya adalah, kenapa kalo kita ngetik, kita cenderung menggunakan tangan kanan daripada tangan kiri? Biasanya, dari survey kecil yang gue lakukan, gue melihat bahwa tangan kanan mereka lebih lincah dan lebih sering mengetik huruf-huruf daripada tangan kiri mereka yang biasanya cuman mencet huruf 'a'.

Dan ngomongin soal kelincahan jari dan tangan, gue merasa tangan kiri gue sangat sangat kaku dan awkward. Entahlah, gue masih belum menemukan arti dari semua ini.

Okay, let's start the second topic! Kedua, tentang hal yang berhubungan dengan cinta. Beberapa hari yang lalu, gue chatting sama temen gue. Gue lagi ngomongin tentang galau dan sekawanannya. Tanpa gue sadari, gue bilang gini, "Move on sama flashback tuh duo mantap kehidupan remaja!" Dan gue langsung mikir "Wow this has to be featured in my blog." Dan let's find out if I could make some paragraphs or rambles about this.

Move on, harshly, artinya adalah saat seseorang berusaha untuk bergerak (move) dari sesuatu yang menurutnya perlu dilupakan atau dihentikan. Beberapa remaja atau sebagian besar remaja yang baru saja putus cinta, ceunah, sangat berusaha dengan sekuat tenaga untuk mensukseskan kegiatan move on ini. Dan menurut gue, saking bersemangatnya atau 'dipaksakannya' move on, banyak remaja yang gagal. Gagal dalam arti mereka masih stalking sambil nangis, atau mencium parfum mantan pasangannya dari jaket yang tidak sengaja tertinggal sambil menjentikkan air mata, atau menyimpan foto-foto kenangan yang mengiris jiwa. Ini, sangat, menyedihkan.

Dan, flashback, dikalangan remaja masa kini artinya adalah mengingat (atau tidak sengaja mengingat) masa lalu yang seharusnya sudah dilupakan. Nah, disinilah usaha (pemaksaan) move on itu hancur, gagal, dan mematahkan semangat. Kasihan. Yap, kasihan. Hati dan otak tidak ber-ide sama. Saat hati ingin move on, salah satu bagian otak yang menyimpan kenangan manis itupun decided untuk mengeluarkannya, dan menggagalkan niat asli sang hati, dan rasa sedihpun muncul dari kumpulan hormon yang memaksa kita merasa 'tidak enak' atau bahkan, tragisnya, menangis.

Duo mantap kehidupan remaja, bukan? Saat orang tua merasa bahwa hidup kita hanyalah belajar dan membuat prestasi yang membanggakan, didalam hati kita, kita merasa lemah dan sedih karena apa? Move on dan flashback. Tidak hanya sastra, aljabar, dan sejarahlah yang membungkus seorang remaja, namun juga cinta dan persahabatan. Sekali lagi, move on dan flashback.

Cara mengatasinya? Mudah saja (mungkin)! Cara paling pertama adalah berusaha positive thinking. Lalu, bersikaplah dewasa. Berpikirlah dengan logis. Lalu, this all leads to the truth, 

"Apakah gue harus balikan dengan dia?" 

Balikan, on the other side, menjadi pelengkap duo mantap kehidupan remaja tersebut. Move on, flashback, balikan. Classic, bukan? Dan gue yakin, bahwa kalian semua mau punya pengalaman cinta yang nggak sekedar classic. Kalian ingin membuat sesuatu yang baru, pengalaman baru, atau sejarah baru percintaan. Pendeknya, jangan balikan. Jangan. Kalian semua tidak boleh jatuh ke lubang yang sama dua kali, di waktu yang dekat.

"Maksudnya, Ket?"

Maksud gue gini. Kalau memang Tuhan, Takdir, dan Mother Nature (Trio Kwek-Kwek, inget?) ingin kalian dan sang pasangan berjodoh, maka mereka akan membuat sejarah dan pengalaman yang ajaib dan unreal. Mereka adalah Trio Kwek-Kwek paling fenomenal. Hubungan baru kalian, hubungan yang baru saja putus karena dunia, tidak akan kembali lagi secepat dan semudah itu, oke? Pasti ada jalan lain yang Trio Kwek-Kwek inginkan dari hubungan kalian (jika kalian memang berjodoh). Intinya, jika dia adalah pasangan kalian, pasti ceritanya nggak mungkin secepat itu terjalin lagi. Mengerti, kan?

Jangan jadikan beban. :)

Oke, topik terakhir! Tentang Flappy Bird. Permainan nomor satu di App Store, belum turun-turun. Paling bikin emosi katanya mah. Dan, gue pengen ngebahas tentang keemosian orang-orang pemain Flappy Bird. Jujur ya, ini menyedihkan. Waktu gue nyoba main Pokopang, katanya bikin addicting, eh gue nggak addicted. Flappy Bird, katanya bikin stress, emosi, dan lainnya tapi apa? Gue nggak merasa emosi sedikitpun. Gue mau ngerasa emosi bermain Flappy Bird. Tapi apa? Beratus-ratus kali gue mainin itu permainan, gue nggak merasa emosi SAMA SEKALI. Sama sekali! Dan gue mulai mikir, ini hanya gosip. Rasa emosi yang berapi-api yang overexposed di dunia sekarang ini hanyalah ilusi! Gue ngerasa, orang emosi main Flappy Bird karena ngeliat orang lain emosi, dan dia memaksa dirinya sendiri untuk emosi agar dia mengikuti trend. Supaya dia bisa sama seperti orang lain. Okay, you know what? KALO BISA BEDA, KENAPA HARUS SAMA? Gue bener-bener nggak addicted main Pokopang, nggak emosi main Flappy Bird walaupun gue udah berusaha untuk addicted dan emosi.

Intinya, kalau emang nggak emosi, ya nggak usah sok emosilah.

Disclaimer: Gue udah mulai emosi disini dan gue minta maaf kalo gue terdengar (terbaca?) emosi.

Terima kasih sudah membaca. Jangan balikan cepet-cepet, dan beware of the Trio Kwek-Kwek! God bless<3 p="">

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Ketiga Maret: Si Girly dan Si Ganteng

Minggu Kedua November: My Current Cure

Minggu Ketiga Mei: Mantan Pacar dan Pacar Barunya dan Semester Dua