Minggu Ketiga Mei: Mantan Pacar dan Pacar Barunya dan Semester Dua
Pertama-tama, maaf karena gue udah lama nggak nge-post. Gue
tiba-tiba kehilangan mood untuk nge-post apapun selama beberapa bulan, I would
say.
Tapi, yang bikin gue tiba-tiba mood
nge-post adalah pertanyaan temen gue yang kebetulan adalah salah satu pembaca
blog gue (dan gue senang),
"Ket, kok lo nggak nge-post blog lagi
sih?"
Pertanyaan itu membuat gue sadar bahwa gue
masih punya blog dan kegiatan untuk dilakukan. Pada saat yang bersamaan,
ide-ide jenius untuk blog gue mulai rapidly masuk ke dalam otak gue.
Oke, first topic. Ini request dari temen
gue yang baru saja gue bahas (namanya Briegitta, tapi gue manggil dia Mori
karena...- beberapa hal.) Mori, awalnya, nggak langsung bertanya solusi
masalahnya, tapi dia curhat dulu. "Gue punya mantan, terus gue sedih kalo
ngeliat dia jalan sama cewek lain. Gue harus apa, Ket?" Kira-kira
begitulah masalahnya.
Siapa disini yang juga mempunyai masalah seperti
itu? Well, kita semua pasti pernah terjebak dalam pikiran 'Siapa sih tuh cewek,
elah. Ngerebut dia aja..' atau 'Kok dia pacaran sama dia sih?' atau malah 'LO
GAK BOLEH SUKA SAMA ORANG LAIN SELAIN GUE!!!!' Ayo, jujur saja. Gue juga
pernah, kok.
Saat lo ngeliat mantan pacar lo jalan sama
pacar barunya (re: orang lain), basically, lo gak bisa melakukan apapun. Lo
cuma bisa nyimpen rasa sakit hati yang sebenernya, harusnya, dan selayaknya,
udah lama hilang. Personally, saat hal itu terjadi, gue akan ngambil iPod,
pasang headset, lalu dengerin lagu yang senang supaya hati gue bisa berubah
moodnya.
Dan jangan mencoba untuk mencari kelebihan
dari diri lo dibanding dengan pacar barunya itu. Banyak orang yang biasanya
mikir, 'Rambut dia jelek banget. Ih, gendut gitu. Norak banget sih bajunya.
Bagusan gue kemana-mana.' Oh, come on. Sorry if this sounds rude but, gitu-gitu
dia masih lebih milih dia dari lo. Ayo, introspeksi diri kenapa lo putus sama
dia. Kalo rambut lo bagus dan rapih, dan pacar barunya rambutnya bercabang dan
kering, tapi lo over-protective dan si rambut bercabang santai-santai aja,
tentu pacar manapun akan menerima si rambut bercabang. Toh, masih bisa
diperbaiki rambutnya. Attitude isn't an easy thing to fix.
Solusinya melupakan mantan pacar:
1. Cari kesibukan. Ini emang mainstream
banget, ya. Namun, biasanya hal-hal yang mainstream justru adalah hal yang
paling ampuh dilakukan untuk kebanyakan orang, jadi mungkin itu bakal membuat
lo berpikir bahwa 'Bukan cuman dia yang perlu gue galauin, hal lain juga harus
gue galauin.' Coba belajar gitar dari YouTube, post blog, beli novel sci-fi,
atau sering-sering tertawa bareng temen-temen juga adalah salah satu (salah
empat) cara dari endless cara lainnya untuk ngelupain mantan.
2. Hapus (re: singkirkan) (atau simpan di
hard-disk dengan metode folder didalam folder karena mungkin suatu saat lo mau
ngeliat masa lalu lo untuk introspeksi) semua kenangan (termasuk foto, jaket,
dan headset) tentang kalian berdua. Contohnya, foto-foto waktu natalan bareng,
jaket yang dia pinjemin buat lo saat lo mau naik motornya dia, atau headset
yang dia 'pinjemin' ke lo saat main bareng. Itu kenangan yang sangat-sangat
buruk untuk di keep around saat lo mau ngelupain dia, obviously.
Hapus, dan cari kesibukan. Dua hal itu
penting, Demi Neptunus. Bayangin aja kalau tanpa dua hal itu (hapus dan cari
kesibukan), mau jadi apa fase move-on lo? Lo nggak punya kegiatan apapun dan lo
masih punya kenangan bareng mantan laying around di kosan lo gitu. Gimana nggak
galau?
Topik kedua! Gue sebenernya mau
ngebahas soal friendzone, tapi gue ngerasa kalo itu tuh salah satu dari major
topic(s) gue, jadi sepertinya, yeah better not.
“Ket, gimana semester dua?”
GOD DAMN IT! Sulit sekali! Gue ngerasa
dua minggu lalu adalah dua minggu tersulit gue sebagai mahasiswa. Coba
banyangin banyaknya tugas yang mungkin diberikan oleh dosen-dosen super
perfeksionis dan tidak-mudah-untuk-dimaafkan (unforgivable) (barusan adalah
terjemahan paling bodoh) (maaf)! Makalah, presentasi, taping, lima belas
excersices, UTS, dan lain-lain. It was just too much. I couldn’t handle such
things which are so hard to solve (but it solved, hooray!) I honestly felt like
college life is hard and is going to get even harder and it sounds like a lot.
I don’t even know if I will be able to move on after those disasters. Gosh!
Anyway, thanks for reading this
time’s post! Gue nggak tau lagi mau nulis apa. Gue kehilangan ide dan gue gak
punya ide apapun selain the friendzone topic which I am trying to write and
post next week!
Live in laughter and God bless
<3 o:p="">3>
Komentar
Posting Komentar